TIM PENYUSUN
PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI
Surat Keputusan Ketua STAI Miftahul Ulum Pamekasan
Nomor: 070/b.04/KP/VI/2006
Tentang:
Pembentukan Tim Penyusun Pedoman Penulisan Skripsi
Penanggung Jawab:
Drs. H. Kutwa Fath, M.Pd/Ketua STAI
Ketua:
Drs. Moh. Subhan, MEI
Sekretaris:
Drs. H. Muchti HS, M.Pd.I.
Anggota:
Dr. Zainuddin Syarif, M.Ag.
Drs. Shihabuddin Muchtar, M.Si
Fathorrahman, M.Pd
Fudloli, M.Fil.I
Drs. H. Nur Hidayat, M.Si.
Rusdianto, S.Sos.I
Ahmadi, S.H
MUQADDIMAH
Bismillahirrahmanirrahiem
Puji syukur kehadirat Allah swt, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kita dapat menyelesaikan “Buku Pedoman Penulisan Skripsi”. Dengan selesainya pembuatan buku pedoman ini, seakan-akan selesai sudah satu tugas penting yang selama ini mengganjal pikiran dan menyita banyak waktu untuk bagaimana membuat suatu acuan dan kerangka bagi sistem penulisan yang baku yang selanjutnya dapat dijadikan dijadikan standarisasi penelitian akhir (skripsi) bagi mahasiswa – khususnya mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul Ulum (STAI-MU) Pamekasan.
Di dalam buku pedoman ini, memuat hal-hal penting yang berkaitan dengan prosedur-prosedur administrasi, tiga ragam pendekatan penelitian (kuantitatif, kualitatif dan kajian pustaka), metode atau teknik yang digunakan didalam model pendekatan tersebut, dan contoh yang memudahkan mahasiswa untuk membuat halaman cover, kata pengantar, daftar pustaka dan lain sebagainya. Singkatnya, segala keperluan dan kebutuhan mulai dari hal teknis hingga bersifat metodologi untuk Skripsi bisa diperoleh di dalam buku pedoman ini.
Terlepas dari hal-hal di atas, secara pribadi saya mengucapkan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada tim penyusun, merekalah yang telah menjadikan mimpi ini terwujud dan atas segala pengorbanan baik waktu, tenaga, dan pikirannya sekali saya mengucapkan terimakasih. Mudah-mudahan apa yang telah diperbuat untuk Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul Ulum (STAI-MU) Pamekasan ini mendapatkan balasan yang setimpal di sisi-Nya. Pun juga kepada pihak-pihak yang lain yang tak mungkin saya sebut satu-persatu di sini, saya mengucapkan terimakasih atas segala dukungan dan motivasinya. []
Jazakumullah khairu al-Jaza’.
Pamekasan, 15 Pebruari 2011
Ttd
Drs. H. KUTWA FATH, M.Pd.
DAFTAR ISI
TENTANG TIM PENYUSUN – 4
MUQADDIMAH – 5
DAFTAR ISI – 7
BAB I KETENTUAN UMUM – 9
BAB II PEMROGRAMAN SKRIPSI – 10
BAB III SEMINAR PROPOSAL PENELITIAN – 13
BAB IV PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN – 14
A. Sistematika Proposal Penelitian Lapangan dengan Pendekatan Kuantitatif – 14
B. Sistematika Proposal Penelitian Lapangan dengan Pendekatan Kualitatif – 22
C. Sistematika Proposal Penelitian Pustaka dengan Pendekatan Kualitatif – 28
BAB V PENYUSUNAN SKRIPSI – 34
A. Sistematika Penyusunan Skripsi dengan Pendekatan Kuantitatif – 34
B. Sistematika Penyusunan Skripsi dengan Pendekatan Kualitatif – 42
C. Sistematika Penyusunan Skripsi Kajian Pustaka dengan Pendekatan Kualitatif – 45
BAB VI TEKNIK PENULISAN – 48
- Jenis Kertas, Jarak Pengetikan, dan Warna Kulit Latar – 48
- Mudus Huruf dan Pengetikannya – 48
- Spasi – 49
- Paragraf dan Penomoran – 50
- Sistematika Penulisan – 50
- Penyajian Tabel – 51
- Penyajian Gambar – 52
- Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan – 53
- Hal-Hal yang Tidak Boleh Dilakukan – 53
BAB VII KUTIPAN, RUJUKAN, DAN DAFTAR PUSTAKA – 54
- Kutipan – 54
- Rujukan – 56
- Daftar Pustaka – 63
BAB VIII BAHASA DAN TANDA BACA – 69
- Penggunaan Bahasa – 69
- Penulisan Tanda Baca – 63
BAB IX TRANSLITERASI HURUF ARAB KE HURUF LATIN – 72
LAMPIRAN-LAMPIRAN – 74
BAB I
KETENTUAN UMUM
1. Skripsi merupakan salah satu rangkaian tugas akhir program Sarjana Strata-1 (S1) yang berbentuk karya tulis ilmiah yang didasarkan pada hasil penelitian lapangan (field research) ataupun penelitian pustaka (library researc) yang menjadi kewajiban mahasiswa dengan bobot satuan kredit (SKS) tertentu.
2. Naskah skripsi ditulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan aturan tata bahasa yang berlaku.
3. Isi skripsi memuat minimal 60 halaman.
4. Skripsi harus dijilid dengan menggunakan karton tebal dengan warna sesuai jurusan. Pada punggung skripsi hendaknya dimuat nama penulis dan judul.
5. Skripsi dijilid sebanyak 4 (empat) eksemplar (masing-masing untuk dosen pembimbing, jurusan, perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul Ulum (STAI-MU) dan arsip penulis).
6. Penyerahan naskah skripsi kepada Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul Ulum (STAI-MU) dapat dilakukan apabila telah mendapat persetujuan dan pengesahan dari Tim Penguji dan Ketua STAI-MU Pamekasan.
BAB II
PEMROGRAMAN SKRIPSI
1. Mahasiswa dapat melakukan pemrograman skripsi apabila :
a. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif pada STAI Miftahul Ulum pada tahun akademik yang bersangkutan
b. Telah membayar SPP semester yang bersangkutan
c. Satuan Kredit Semester (SKS) nya telah mecapai minimal 120.
d. Telah lulus mata kuliah :
1) Metodologi Penelitian, Statistik dan MKKP untuk jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
2) Metodologi Penelitian dan MKKP untuk jurusan Ahwal Asy Syaksyiyah (AS)
3) Metodologi Penelitian dan MKKP untuk jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI)..
2. Bagi mahasiswa yang telah memenuhi ketentuan di atas, dapat mengajukan judul sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuni kepada Ketua Jurusan.
3. Ketua jurusan berhak menyetujui atau menolak judul yang diusulkan berdasarkan pertimbangan akademik.
4. Apabila judul diterima, ketua jurusan menentukan dua orang pembimbing atas persetujuan Pembantu Ketua 1 Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul Ulum (STAI-MU) Pamekasan.
5. Setelah pembimbing ditentukan, mahasiswa mengurus surat tugas, surat penunjuk pembimbing dan surat ijin penelitian.
6. Setelah mendapatkan surat persetujuan, mahasiswa segera menghubungi dosen pembimbing yang telah ditentukan dengan menunjukkan surat penunjukan pembimbing.
7. Atas penunjuk dan saran pembimbing, mahasiswa bersangkutan segera menyusun proposal penelitian untuk diseminarkan.
8. Dalam proses bimbingan, konsultasi dilakukan minimal 4 (empat) kali bimbingan kepada dosen pembimbing yang dibuktikan dengan tanda tangan atau paraf dosen pembimbing dikartu bimbingan skripsi (KBS)
9. Penyusunan skripsi dianggap selesai apabila telah disetujui dan ditanda tangani oleh dua orang pembimbing yang ditunjuk.
10. Setelah penyusunan skripsi selesai, mahasiswa mendaftarkan diri kepada Ketua Jurusan untuk mengikuti ujian munaqosah skripsi, dengan prosedur; mengisi formulir pendaftaran, melampirkan kwitansi pembayaran SPP atau keterangan lunas dari Bagian Keuangan (BAU) untuk semester yang dijalani, surat keterangan lulus semua mata kuliah dari PK I/BAAK dan menyerahkan 4 (empat) rangkap naskah skripsi.
11. Skripsi akan diuji oleh tim penguji yang berjumah tiga orang, terdiri dari; penguji utama yang ditentukan oleh Ketua Jurusan dengan persetujuan Ketua STAI-MU Pamekasan dan dua orang penguji pendamping yang diambil dari dosen pembimbing. Unsur-unsur yang dinilai meliputi; metodologi, isi, teknik penulisan, bahasa, kemampuan mempertahankan dan sikap.
12. Apabila salah seorang tim penguji yang bersangkutan berhalangan hadir pada saat ujian berlangsung, ketua jurusan atas persetujuan Ketua STAI-MU Pamekasan menunjuk penguji pengganti.
13. Apabila dalam pelaksanaan ujian skripsi, mahasiswa dinyatakan tidak lulus, maka yang bersangkutan harus mendaftar ulang untuk munaqasah berikutnya.
14. Apabila dalam 3 (tiga) kali mahasiswa bersangkutan tidak lulus dalam sidang munaqasah, maka ia harus mengajukan judul skripsi baru. []
BAB III
SEMINAR PROPOSAL
PENELITIAN
1. Pelaksanaan seminar skripsi baru bisa dilakukan apabila penguji sebelumnya telah mengikuti 3 (tiga) kali seminar proposal skripsi dengan menunjukkan Kartu Kehadiran Proposal Seminar (KKPS).
2. Proposal penelitian dapat diseminarkan apabila telah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing.
3. Seminar proposal skripsi dilaksanakan sesuai dengan jadual yang ditentukan oleh PK I
4. Seminar proposal dihadiri oleh :
a. Ketua Jurusan sebagai pengarah jalannya seminar.
b. Dosen Pembimbing dalam seminar ini bertindak sebagai pembimbing sekaligus menguji penguasaan proposal mahasiswa
c. 5 (lima) orang sebagai pembahas proposal
5. Seminar proposal penelitian dinilai oleh dosen penguji yang ditunjuk oleh Ketua Jurusan.
6. Aspek-aspek penilaian meliputi; isi makalah, bahasa, metodologi, teknik penulisan dan kemampuan/penguasaan materi. []
BAB IV
PENYUSUNAN PROPOSAL
PENELITIAN
A. Sistematika Proposal Penelitian Lapangan dengan Pendekatan Kuantitatif
Unsur-unsur yang perlu dicantumkan dalam proposal penelitian adalah :
1. Judul Penelitian
2. Latar Belakang Masalah
3. Rumusan Masalah
4. Tujuan Penelitian
5. Kegunaan Penelitian
6. Alasan Pemilihan Judul
7. Asumsi atau Postulat
8. Hipotesis (jika ada)
9. Ruang Lingkup Penelitian
10. Batasan Istilah Dalam Judul
11. Kajian Pustaka
12. Metode Penelitian
a) Rancangan Penelitian
b) Teknik Penentuan Subjek Penelitian
c) Teknik Pengumpulan Data
d) Teknik Analisis Data
13. Sistematika Pembahasan
14. Daftar Pustaka (sementara)
15. Lampiran-lampiran.
Penjelasan pada tiap butir di atas secara rinci sebagai berikut:
1. Judul Penelitian
Ada beberapa ketentuan dalam merumuskan judul penelitian, yaitu (a) judul harus jelas, mudah dipahami dan bermakna; (b) judul perlu puitis; (c) judul ditulis dalam frase berita, bukan frase tanya atau negatif, (d) judul ditulis dalam satu frase/kalimat, (e) judul dirumuskan dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, (f) hindari penggunaan singkatan dalam judul, kecuali telah dikenal umum.
Secara umum judul penelitian yang lengkap memuat unsur-unsur berikut (a) sifat dan jenis penelitian, (b) objek penelitian, (c) subjek penelitian, (d) lokasi penelitian, (e) waktu penelitian. Contoh : Studi korelasi antara kerajinan membaca dengan prestasi belajar Bahasa Arab Siswa MTs Miftahul Ulum Panyepen Tahun Pelajaran 2006/2007. Studi korelasi (sifat dan jenis penelitian), kerajinan membaca dan prestasi belajar “(objek penelitian), siswa MTs Miftahul Ulum (subjek penelitian)” Panyepen (lokasi penelitian) dan Tahun 2006/2007 (tahun dilaksanakannya penelitian).
2. Latar Belakang Masalah
Di dalam bagian ini dipaparkan adanya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, baik kesenjangan teoritis ataupun kesenjangan praktis yang melatar belakangi masalah yang diteliti.
Paparan yang berupa “harapan” atau apa yang seharusnya terjadi dapat diambil dari bahan-bahan kepustakaan yang tersedia, misalnya buku literatur, surat kabar, majalah, jurnal penelitian, juklak dan juknis yang diterbitkan oleh instansi dan sebagainya.
3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan rumusan untuk menyatakan secara tersurat pernyataan-pernyataan yang ingin dicari jawabannya. Rumusan masalah (a) hendaknya disusun secara singkat, pada, jelas, (b) dituangkan dalam bentuk kalimat tanya, (c) variabel-variabelnya ditampakkan baik jenis maupun sifat hubungan antar variabel dan subjek penelitian, (d) hendaknya dapat diuji secara empiris yang memungkinkan terlaksananya pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Contoh rumusan masalah :
(1) Adakah hubungan antara kerajinan membaca dengan prestasi belajar PAI siswa MTs Miftahul Ulum Panyepen Tahun Pelajaran 2006/2007?
(2) Seberapa besar hubungan antara kerajinan membaca dengan prestasi belajar PAI siswa MTs Miftahul Ulum Panyepen Tahun Pelajaran 2006/2007?
4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang hendak dicapai dalam suatu penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaan keduanya terletak pada cara merumuskan. Pada rumusan masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, sedangkan pada tujuan penelitian dirumuskan dengan kalimat pernyataan. Contoh:
a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kerajinan membaca dengan prestasi belajar PAI siswa MTs Miftahul Ulum Panyepen Tahun Pelajaran 2006/2007.
b. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kerajinan membaca dengan prestasi belajar PAI siswa MTs Miftahul Ulum Panyepen Tahun Pelajaran 2006/2007
5. Kegunaan Penelitian
Seperti halnya tujuan penelitian, kegunaan penelitian secara garis besar meliputi:
· Untuk pengembangan teori
· Untuk objek penelitian
· Lembaga almamater
· Bagi penulis sendiri
6. Alasan Pemilihan Judul
Disini diungkap alasan mengapa penulis menulis judul ini, baik secara objektif maupun subjektif. Alasan objektif berisi alasan-alasan yang berhubungan dengan pokok permasalahan dan alasan subjektif berisi alasan-alasan subjektifitas peneliti. Contoh:
Judul penelitian: ”Pengaruh Sikap Profesional Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa”. Alasan objektifnya adalah bahwa sikap profesional guru merupakan salah satu faktor dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa yang sampai saat ini belum pernah diadakan penelitian. Alasan subjektifnya adalah peneliti sebagai guru di sekolah tersebut, sehingga pengumpulan data penelitian lebih mudah dilakukan. Dan sebagainya.
7. Asumsi atau Postulat
Asumsi atau po/ustulat merupakan anggapan dasar yang kebenarannya sudah diyakini oleh peneliti. Fungsi postulat dalam sebuah penelitian adalah : (a) sebagai tempat berpijak, (b) sebagai landasan berpikir, (c) untuk mempertegas variabel yang diteliti, (d) mempermudah dalam merumuskan hipotesis.
Postulat memuat ungkapan-ungkapan yang dapat diambil dari buku kepustakaan, hasil penelitian terdahulu, jurnal penelitian, laporan berkala dan hasil pengamatan peneliti sendiri yang sesuai dengan variabel/ objek penelitian.
Contoh: Anggapan dasar pada judul penelitian ”Pengaruh Kerajinan Membaca terhadap Prestasi Belajar Siswa”, antara lain :
a. Tingkat kerajinan membaca siswa berbeda-beda.
b. Prestasi belajar siswa dipengaruhi beberapa faktor.
8. Hipotesis (jika ada)
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji melalui penelitian. Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.
Ada dua macam hipotesis, yaitu hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) atau hipotesis kerja (H1). Hipotesis nol adalah rumusan hipotesis yang menyatakan ”tidak ada hubungan atau perbedaan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain”. Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja adalah rumusan hipotesis yang menyatakan ”ada hubungan atau perbedaan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain”.
Rumusan hipotesis ada beberapa alternatif. Jika jenis penelitiannya inferensial, rumusan hipotesis mutlak adanya, dan jika jenis penelitiannya deskriptif atau eksploratoris, rumusan hipotesis kurang diperlukan.
Contoh :
H1 : Ada hubungan antara kerajinan membaca dengan prestasi belajar siswa.
Ho : Tidak ada hubungan antara kerajinan membaca dengan prestasi Belajar Siswa.
9. Ruang Lingkup Penelitian
Yang perlu dijelaskan dalam bagian ini meliputi ruang lingkup materi, ruang lingkup lokasi atau subjek penelitian dan ruang lingkup waktu. Ruang lingkup materi merupakan batasan variabel atau penjabaran variabel menjadi sub variabel beserta indikator-indikatornya.
10. Batasan Istilah Dalam Judul
Istilah yang perlu dijelaskan disini hanya istilah yang kira-kira menimbulkan kesimpang siuran pengertian dari pembaca. Untuk menjelaskan istilah tersebut peneliti perlu mengkaji bahan-bahan kepustakaan, misalnya kamus, ensiklopedi,dan buku-buku literatur yang relevan dengan permasalahan.
Batasan istilah di sini dibuat perfrase bukan perkata. Contoh : kerajinan membaca yaitu .......................... bukan kerajinan yaitu ................................ membaca yaitu ....................................
11. Kajian Pustaka
Dalam setiap penelitian, kajian pustaka atau landasan teori sangat diperlukan. Kajian pustaka berisi paparan teoritis paparan teoritis tentang masalah yang akan diteliti dalam bentuk pengkajian teori secara mendalam. Bahan-bahan kajian pustaka dapat diambil dari berbagai sumber seperti, buku teks, jurnal penelitian, laporan penelitian terdahulu, makalah, laporan seminar, terbitan-terbitan resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain yang relevan.
Dari kajian pustaka ini peneliti akan menemukan kesimpulan teoritis atas hipotesis yang diajukan dalam bab sebelumnya. Untuk itu peneliti harus mampu mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai landasan penelitian.
12. Metode Penelitian
a) Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan strategi yang akan digunakan peneliti agar memperoleh data yang valid dan akurat. Rancangan penelitian menjelaskan tentang jenispenelitian dan variable-variabel yang akan diteliti serta sifat hubungan antara variable yang satu dengan yang lain.
b) Teknik Penentuan Subjek Penelitian
Dalam bagian ini di jelaskan tentang populasi dan sampel. Penentuan populasi disesuaikan dengan judul penelitian, misalnya: dalam penelitioan ini yang dianggap populasi adalah siswa MTs I yang jumlahnya sebanyak 320 siswa.
Sesuai dengan populasi di atas maka peneliti mengambil sampel dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) Pemilihan sampel disesuaikan dengan aturan yang berlaku dalam penelitian.
(2) Pengambilan sampel diusahakan sampel gabungan, kecuali sampel populasi.
(3) Pengambilan sampel disertai perhitungan-perhitungan yang jelas.
(4) Setiap pemilihan sampel haruss diikuti alasan-alasan yang kuat baik teoritis maupun praktis.
c) Teknik Pengumpulan Data
Pada bagian ini dipaparkan tentang :
(1) Teknik pumpulan data apa saja yang akan digunakan, misalnya: kuesioner, wawancara, observasi, dokumentasi dan tes.
(2) Setiap teknik pengumpulan data harus dikemukakan keuntungan-keuntungan dan kelemahan-kelemahannya serta upaya untuk mengatasi kelemahan tersebut.
(3) Dijelaskan pula kedudukan setiap teknik pengumpulan data, misalnya sebagai metode primer, pelengkap dan atau kriterium.
(4) Dijelaskan pula fungsi dari masing-masing teknik pengumpulan data serta sasarannya, misalnya observasi digunakan untuk mengamati sikap professional guru, sasarannya:: guru. Dokumentasi digunakan untuk mencatat nilai siswa, sasarannya buku rapor dan legger, dan seterusnya.
d) Teknik Analisis Data
pada bagian ini harus dikemukakan teknik analisis data dan rumus yang digunakan serta buku sumbernya. Pemilihan teknik analisis data disesuaikan dengan jenis penelitian dan jenis data yang diperoleh. Misalnya: jika jenis penelitiannya kolerasi, maka analisisnya menggunakan rumus product moment. Datanya harus berbentuk interval, dan sebagainya.
13. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan memuat uraian deskriptif dalam bentuk esai yang menggambarkan alur logis dari bangun bahasan skripsi.
14. Daftar Pustaka
Bahan pustaka yang dimuat dalam daftar pustaka adalah bahan-bahan yang sudah disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan, tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak perlu dimasukkan kedalam daftar pustaka. Dalam proposal penelitian, daftar pustaka masih bersifat sementara, karena dimungkinkan pada proses selanjutnya bahan-bahan rujukan akan bertambah.
15. Lampiran-lampiran.
Pada akhir bagian proposal penelitian, perlu dicantumkan beberapa hal yang berkaitan erat dengan pelaksanaan kegiatan penelitian, seperti: jadwal kegiatan penelitian, kisi-kisi instrumen pengumpulan data dan sistematika laporan penelitian. Pada jadwal kegiatan penelitian perlu disebut urut-urutan kegiatan penelitian berikut waktunya, antara lain : studi pendahuluan, penyusunan proposal penelitian, pengumpulan data, analisis data dan penyusunan laporan. Pada kisi-kisi instrumen pengumpulan data perlu dicantumkan antara lain : soal-soal tes, angket, pedoman wawancara, dan pedoman observasi. Yang terakhir perlu dicantumkan pula rancangan lengkap sistematika laporan penelitian.
B. Sistematika Proposal Penelitian Lapangan dengan Pendekatan Kualitatif
1. Judul Penelitian
2. Konteks Penelitian
3. Fokus Penelitian
4. Tujuan Penelitian
5. Kegunaan Penelitian
6. Alasan Pemilihan Judul
7. Batasan Istilah dalam Judul
8. Kajian Pustaka
9. Metode Penelitian
a. Pendekatan, dan Jenis Penelitian
b. Kehadiran Peneliti
c. Lokasi Penelitian
d. Sumber Data
e. Prosedur Pengumpulan Data
f. Analisis Data
g. Pengecekan Keabsahan Temuan
h. Tahap-Tahap Penelitian
10. Sistematika Pembahasan
11. Daftar Pustaka (sementara)
12. Lampiran-lampiran
Penjelasan dari tiap butir di atas sebagai berikut :
1. Judul Penelitian
Ada beberapa ketentuan dalam merumuskan judul penelitian, yaitu (a) judul harus jelas, mudah dipahami dan bermakna; (b) judul tidak perlu puitis; (c) judul ditulis dalam frase berita, bukan frase tanya atau negatif; (d) judul ditulis dalam satu frase/kalimat, (e) judul dirumuskan dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, (f) hindari penggunaan singkatan dalam judul, kecuali telah dikenal umum.
2. Konteks Penelitian
Bagian ini memuat uraian tentang latar belakang penelitian, untuk maksud apa penelitian ini dilakukan, dan apa/siapa yang mengarahkan penelitian.
3. Fokus Penelitian
Fokus penelitian berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian dan alasan diajukannya pertanyaan-pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui gambaran apa yang akan diungkapkan di lapangan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan harus didukung oleh alasan-alasan mengapa hal tersebut ditampilkan.
Alasan-alasan ini harus dikemukakan secara jelas, sesuai dengan sifat penelitian kualitatif yang bersifat holistik, induktif, dan naturalistik yang berarti dekat sekali dengan gejala yang diteliti. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan setelah diadakan studi pendahuluan di lapangan.
4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah hendak memecahkan masalah. Oleh karena itu bagian inimemuat uraian tentang sasaran apa yang hendak dicapai dalam penelitian. Isinya berkaitan erat dengan fokus penelitian yang telah dirumuskan. Tujuan penelitian sebagaimana pada penelitian kuantitatif dirumuskan dengan kalimat pernyataan.
5. Kegunaan Penelitian
Seperti halnya tujuan penelitian, kegunaan penelitian secara garis besar meliputi.
· Untuk pengembangan teori
· Untuk objek penelitian
· Lembaga almameter
· Bagi penulis sendiri
6. Alasan Pemilihan Judul
Di sini diungkap alasan-alasan mengapa penulis memilih judul ini, baik secara objektif maupun subjektif. Alasan objektif berisi alasan-alasan yang berhubungan dengan pokok permasalahan dan alasan subjektif berisi alasan-alasan subjektifitas peneliti.
Contoh judul penelitian: Ikrar Talak dalam Pandangan Fuqoha’ (Studi Kasus Di Desa Tobungan Galis Pamekasan). Alasan objektifnya adalah Kurangnya pengetahuan halayak ramai tentang persepsi- persepsi yang ada dalam pandangan hukum Islam dan Alasan subjektifnya adalah pengumpulan data penelitian lebih mudah dilakukan, dan sebagainya.
7. Batasan Istilah dalam Judul
Istilah yang perlu dijelaskan disini hanya istilah yang kira-kira menimbulkan kesimpang siuran pengertian dari pembaca. Untuk menjelaskan istilah tersebut peneliti perlu mengkaji bahan-bahan kepustakaan, misalnya kamus, ensiklopedi,dan buku-buku literatur yang relevan dengan permasalahan.
Batasan istilah di sini dibuat perfrase bukan perkata. Contoh : kerajinan membaca yaitu .......................... bukan kerajinan yaitu ................................ membaca yaitu ....................................
8. Kajian Pustaka
Kajian pustaka bermanfaat sebagai penanda agar fokus penelitian sesuai dengan kenyataan di lapangan. Di samping itu kajian juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Ada perbedaan mendasar antara peran kajian pustaka dalam penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif. Pada penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan, sedangkan pada penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu teori.
9. Metode Penelitian
a. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pada bagian ini perlu dijelaskan bahwa pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif, dan jelaskan pula alasan-alasan mengapa menggunakan pendekatan tersebut. Peneliti juga perlu menjelaskan jenis penelitian yang digunakan, apakah studi kasus, penelitian tindakan, ekologis, etnografis, fenomenologis, interaksi simbolis, atau penelitian kelas.
b. Kehadiran Peneliti
Dalam bagian ini perlu disebutkan bahwa peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan. Kehadiran peneliti harus diungkap secara eksplisit dalam laporan penelitian, dan perlu pula dijelaskan apakah peneliti bertindak sebagai partisipan penuh, pengamat partisipan, atau pengamat penuh. Disamping itu perlu dijelaskan apakah kehadiran peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti atau tidak oleh informan.
c. Lokasi Penelitian
Pada bagian ini dijelaskan tentang karakteristik lokasi penelitian, alasan memilih lokasi dan bagaimana peneliti memasuki lokasi. Karakteristik lokasi hendaknya diuraikan dengan jelas, misalnya letak geografis, bangunan fisik, peta lokasi, struktur organisasi, dan suasana sehari-hari. Pemilihan lokasi hendaknya didasarkan pada pertimbangan ilmiah (keunikan, kemenarikan dan kesesuaian dengan topik yang dipilih), sehingga kurang tepat apabila alasan yang dikemukakan seperti dekat dengan rumah peneliti, peneliti pernah bekerja di lokasi tersebut, atau peneliti telah mengenal orang-orang yang menjadi sasaran penelitian.
d. Sumber Data
Pada bagian ini menjelaskan tentang jenis data, sumber data dan teknik penjaringan data. Uraiannya meliputi data apa saja yang dikumpulkan, bagaimana karakteristiknya, siapa yang dijadikan subjek dan informan penelitian, bagaimana ciri-ciri subjek dan informan penelitian, dan dengan cara bagaimana data dijaring, sehingga kredibilitas data yang diperoleh terjamin.
Pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Tujuan pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif adalah untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin, bukan untuk melakukan generalisasi sebagaimana pada penelitian kualitatif. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif, sampel yang digunakan adalah sampel bertujuan (purpose sampling). Pengambilan sampel dikenakan pada situasi, subjek, informan dan waktu.
e. Prosedur Pengumpulan Data
Bagian ini menjelaskan tentang teknik pengumpulan data yang digunakan, misalnya observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Selain itu dikemukakan pula waktu yang dibutuhkan dalam pengumpulan data.
f. Analisis Data
Ada perbedaan antara analisis data dalam penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif. Pada penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah data terkumpul, sedangkan pada penelitian kualitatif analisis data dilakukan selama dan setelah data terkumpul. Pada bagian ini perlu diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkip-transkip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya. Analisis ini meliputi pengerjaan, pengorganisasian, pemecahan dan sintesis data serta pencarian pola, pengungkapan hal yang penting, dan penentuan apa yang digunakan, misalnya analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, dan analisis tema.
g. Pengecekan Keabsahan Temuan
Bagian ini menjelaskan tentang usaha-usaha peneliti untuk memperoleh keabsahan temuannya, dengan menggunakan teknik-teknik perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan, observasi yang diperdalam, triangulasi (teknik memperoleh keabsahan data dengan menggunakan beberapa sumber, metode, peneliti, teori), pembahasan sejawat, dan pengecekan anggota.
h. Tahap-Tahap Penelitian
Bagian ini menjelaskan proses pelaksanaan penelitian, mulai dari penelitian pendahuluan sampai pada penulisan laporan.
10. Sistematika Pembahasan
Sistematika Pembahasan memuat uraian-deskriptif dalam bentuk esai yang menggambarkan alur logis dari bangun bahasan skripsi.
11. Daftar Pustaka (sementara)
Bahan pustaka yang dimuat dalam daftar pustaka adalah bahan-bahan yang sudah disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan, tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak perlu dimasukkan kedalam daftar pustaka. Dalam proposal penelitian, daftar pustaka masih bersifat sementara, karena dimungkinkan pada proses selanjutnya bahan-bahan rujukan akan bertambah.
12. Lampiran-lampiran
Pada akhir bagian proposal penelitian, perlu dicantumkan beberapa hal yang berkaitan erat dengan pelaksanaan kegiatan penelitian, seperti : jadwal kegiatan penelitian, kisi-kisi instrument pengumpulan data dan sistematika laporan penelitian. Pada jadwal kegiatan penelitian perlu disebut urut-urutan kegiatan penelitian berikut waktunya, antara lain : studi pendahuluan, penyusunan proposal penelitian, pengumpulan data, analisis data dan penyusunan laporan. Pada kisi-kisi instrument pengumpulan data perlu dicantumkan antara lain : soal-soal tes, angket, pedoman wawancara, dan pedoman observasi. Yang terakhir perlu dicantumkan pula rancangan lengkap sistematika laporan penelitian.
C. Sistematika Proposal Penelitian Pustaka dengan Pendekatan Kualitatif
Penelitian pustaka adalah telaah kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan untuk memecahkan suatu masalah teoritik dengan cara menghimpun informasi dari berbagai sumber pustaka. Bahan-bahan pustaka diperlukan sebagai sumber gagasan untuk keperluan menggali pemikiran baru dengan pendekatan deduktif dan pengetahuan yang telah ada untuk mengembangkan kerangka teori baru. Beberapa contoh penelitian pustaka, antara lain : Konsep wali mujbir menurut Imam Syafi’i, Konsep pendidikan perempuan dalam Al-Qur’an, dan lain-lain.
Dalam membuat usulan/ proposal penelitian, unsur-unsur yang perlu dicantumkan adalah :
1. Judul Penelitian
2. Latar belakang Masalah
3. Rumusan Masalah
4. Tujuan Kajian
5. Kegunaan Kajian
6. Alasan Pemilihan Judul
7. Batasan Istilah dalam Judul
8. Kajian Pustaka
9. Metode Kajian :
a. Pendekatan dan Jenis Penelitian
b. Sumber Data
c. Teknik Pengumpulan data
d. Analisis Data
10. Sistematika Pembahasan
11. Daftar Pustaka (sementara)
12. Lampiran-Lampiran
Butir-butir di atas dijelaskan sebagai berikut :
1. Judul Penelitian
Ada beberapa ketentuan dalam merumuskan judul penelitian, yaitu (a) judul harus jelas, mudah dipahami dan bermakna; (b) judul tidak perlu puitis; (c) judul ditulis dalam frase berita, bukan frase tanya atau negatif, (d) judul ditulis dalam satu frase/ kalimat, (e) judul dirumuskan dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, (f) hindari penggunaan singkatan dalam judul, kecuali telah dikenal umum.
2. Latar belakang Masalah
Bagian ini berisi uraian atau gambaran umum yang dapat diperoleh dari koran, majalah, buku, jurnal, laporan penelitian, seminar, atau keadaan lapangan mengenai hal-hal yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.
3. Rumusan Masalah
Bagian ini merupakan pengembangan dari uraian latar belakang masalah yang menunjukkan bahwa masalah yang akan diteliti/ ditelaah memang belum terjawab atau belum dipecahkan secara memuaskan, uraian tersebut didukung berbagai publikasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, yang mencakup : aspek yang diteliti, konsep-konsep yang berkaitan dengan hal yang akan ditulis, dan teori yang melandasi kajian. Pembahasan ini hanya berisi uraian yang memang relevan dengan masalah yang akan dikaji serta disajikan secara sistematis dan terpadu.
Selanjutnya dituliskan pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab melalui telaah pustaka, (dalam bentuk kalimat tanya) yang memuat variabel/ hubungan antar variabel yang akan diteliti. Kata tanya yang dipakai berupa apa, mengapa, bagaimana, sejauh mana, kapan, siapa dan sebagainya bergantung pada ruang lingkup masalah yang akan dibahas.
4. Tujuan kajian
Bagian ini memberikan gambaran yang khusus atau spesifik mengenai arah dari kegiatan kajian kepustakaan yang dilakukan; berupa keinginan realistis peneliti tentang hasil yang akan diperoleh. Tujuan kajian harus mempunyai kaitan atau hubungan yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.
5. Kegunaan Kajian
Seperti halnya tujuan penelitian, kegunaan penelitian secara garis besar meliputi:
· Untuk pengembangan teori
· Untuk objek penelitian
· Lembaga almamater
· Bagi penulis sendiri
6. Alasan Pemilihan Judul
Di sini diungkap alasan-alasan mengapa penulis memilih judul ini, baik secara objektif maupun subjektif. Alasan objektif berisi alasan-alasan yang berhubungan dengan pokok permasalahan dan alasan subjektif berisi alasan-alasan subjektifitas peneliti.
7. Batasan Istilah dalam Judul
Istilah yang perlu dijelaskan disini hanya istilah yang kira-kira menimbulkan kesimpang siuran pengertian dari pembaca. Untuk menjelaskan istilah tersebut peneliti perlu mengkaji bahan-bahan kepustakaan, misalnya kamus, ensiklopedi,dan buku-buku literatur yang relevan dengan permasalahan.
Batasan istilah di sini dibuat perfrase bukan perkata. Contoh : kerajinan membaca yaitu .......................... bukan kerajinan yaitu ................................ membaca yaitu ....................................
8. Kajian Pustaka
Dalam rumusan tinjauan pustaka dikemukakan tentang beberapa pengertian, konsep, teori, dan model penelitian yang lazim digunakan dalam penelitian tentang subyek penelitian yang direncanakan. Di samping itu, dipaparkan pula tentang perkembangan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Dengan cara demikian, sejak awal peneliti telah mengetahui posisi penelitian yang akan dilakukan.
9. Metode Kajian
a. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pada bagian ini perlu dijelaskan bahwa pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif, dan jelaskan pula alasan-alasan mengapa menggunakan pendekatan tersebut. Peneliti juga perlu menjelaskan jenis penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian pustaka, biasanya jenis penelitian yang digunakan adalah content analysis (analisis isi).
b. Sumber data
Pada bagian ini dijelaskan tentang jenis dan sumber data yang akan diteliti.
Contoh, apabila hendak meneliti tentang konsep pendidikan Imam Ghazali, berarti data pokok yang menjadi kajian Ihya ’Ulumuddin, khususnya bab pendidikan, kemudian diperkaya dengan kitab-kitab lain sebagai bahan pembanding.
c. Teknik Pengumpulan Data
Pada bagian ini dijelaskan tentang teknik pengumpulan informasi, misalnya dokumentasi. Selain itu, dijelaskan juga waktu yang dibutuhkan dalam pengumpulan data.
d. Teknik Analisis Data
Pada bagian ini menjelaskan tentang teknik analisis data yang digunakan termasuk langkah-langkah dalam analisis data, apakah menggunakan teknik analisis hermeneutik, analisis naratif, analisis semiotik atau lainnya. Pemilihan jenis teknik analisis sangat tergantung pada jenis data yang diperoleh.
10. Sistematika Pembahasan
Sistematika Pembahasan memuat uraian-deskriptif dalam bentuk esai yang menggambarkan alur logis dari bangun bahasan skripsi.
11. Daftar Pustaka (sementara)
Bahan pustaka yang dimuat dalam daftar pustaka adalah bahan-bahan yang sudah disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan, tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak perlu dimasukkan kedalam daftar pustaka. Dalam proposal penelitian, daftar pustaka masih bersifat sementara, karena dimungkinkan pada proses selanjutnya bahan-bahan rujukan akan bertambah.
12. Lampiran-lampiran
Pada akhir bagian proposal penelitian, perlu dicantumkan beberapa hal yang berkaitan erat dengan pelaksanaan kegiatan penelitian, seperti : jadwal kegiatan penelitian, kisi-kisi instrument pengumpulan data dan sistematika laporan penelitian. Pada jadwal kegiatan penelitian perlu disebut urut-urutan kegiatan penelitian berikut waktunya, antara lain : studi pendahuluan, penyusunan proposal penelitian, pengumpulan data, analisis data dan penyusunan laporan. Pada kisi-kisi instrument pengumpulan data perlu dicantumkan antara lain : soal-soal tes, angket, pedoman wawancara, dan pedoman observasi. Yang terakhir perlu dicantumkan pula rancangan lengkap sistematika laporan penelitian.
BAB V
PENYUSUNAN SKRIPSI
A. Sistematika Penyusunan Skripsi dengan Pendekatan Kuantitatif
Prinsipnya, pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-verifikatif yaitu pendekatan yang berangkat dari suatu kerangka teori dan gagasan para ahli tentang sebuah persoalan, yang kemudian teori/ gagasan itu dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahan-pemecahannya yang diajukan guna memperoleh kebenaran (verifikasi) atau penolakan dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan. Dengan kata lain, dalam pendekatan kuantitatif peneliti berangkat dari paradigma teoritik menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan.
Oleh sebab itu, untuk mendapatkan kajian yang mendalam dan valid, peneliti harus mencermati kerangka teori yang dipakai hingga teknis-operasionalnya, mulai dari perencanaan, penyajian hasil penelitian sampai dengan penulisan. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dan publik dapat dengan mudah memahami ketika laporan penelitian.
Adapun kerangka atau sistematika penyusunan skripsi dengan pendekatan kuantitatif dapat dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu Bagian Awal, Bagian Inti, dan Bagian Akhir.
Rinciannya sebagai berikut :
Bagian Awal
Halaman Sampul
Halaman Judul
Halaman Persetujuan
Halaman Pengesahan
Halaman Pernyataan
Halaman Motto (jika ada)
Halaman Persembahan (jika ada)
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel (jika ada)
Daftar Gambar (jika ada)
Daftar Lampiran
Abstrak
Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
E. Alasan Pemilihan Judul
F. Asumsi Penelitian
G. Hipotesis Penelitian
H. Ruang Lingkup Penelitian
I. Batasan Istilah Dalam Judul
J. Sistematika Pembahasan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Sub Bab
B. Sub Bab
C. Sub Bab (sesuai kebutuhan)
Halaman Motto (Jika Ada)
Halaman Motto berisi sebuah Motto yang dibuat berdasarkan kesesuaiannya dengan judul skripsinya. Kata-kata Motto dapat terdiri dari satu pernyataan atau lebih.
Halaman Persembahan (Jika Ada)
Halaman persembahan memuat hal-hal yang berkaitan kepada siapakah skripsi tersebut diperuntukkan. Misalnya skripsi tersebut dipersembahkan kepada kedua orang tua tercinta, saudara, istri, atau teman-temannya yang banyak berperan baik material atau spiritual. Diketik dengan huruf kecil, kecuali pada huruf-huruf pertama. Komposisi huruf dan tataletak masing-masing bagian diatur secara simetris, rapi dan serasi.
Kata Pengantar
Dalam kata pengantar dicantumkan ucapan terima kasih yang ditujukan kepada orang-orang, lembaga, organisasi, dan atau pihak lain yang telah membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan skripsi.
Tulisan kata pengantar diketik diketik dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Teks kata pengantar diketik dengan spasi ganda (dua spasi) panjang teks tidak lebih dari dua halaman kertas ukuran kuarto. Pada bagian akhir teks (di pojok kanan bawah) dicantumkan; tempat, tanggal, bulan, tahun, dan diikuti kata penulis dan nama terang penulis. (contoh dapat dilihat dilampirkan).
Daftar Isi
Di dalam halaman daftar isi dimuat judul bab, judul sub bab dan judul anak sub bab yang disertai nomor halaman tempat pemuatannya di dalam teks. Semua judul bab diketik dengan huruf kapital, sedangkan judul sub bab dan anak sub bab hanya huruf awalnya saja diketik dengan huruf kapital. Daftar isi hendaknya menggambarkan garis besar organisasi keseluruhan isi. (contoh dapat dilihat di lampiran).
Daftar Tabel, Gambar dan Lampiran
Halaman daftar tabel, gambar dan daftar lampiran memuat nomor tabel/ gambar/ lampiran, judul tabel/ gambar/ lampiran, serta nomor halaman untuk setiap tabel / gambar/ lampiran. Judul tabel/ gambar/ lampiran harus sama dengan judul tabel/ gambar/ lampiran yang terdapat di dalam teks. Judul tabel/ gambar/ lampiran yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal, dan antara judul tabel/ gambar/ lampiran yang satu dengan yang lainnya diberi jarak dua spasi.
Abstrak
Abstrak berisi uraian secara singkat dan padat tentang intisari skripsi, yang mencakup latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil-hasil yang diperoleh, kesimpulan yang dapat ditarik, dan (kalau ada) saran yang diajukan.
Pada halaman abstrak, secara berurutan berisi; (1) teks : abstrak, diketik dengan huruf kapital pada posisi di tengah (simetris) dan tanpa tanda titik, (2) teks: nama, titik dua, nama lengkap penulis, (3) teks: judul, titik dua, judul lengkap skripsi, (4) teks: pembimbing, titik dua, nama lengkap pembimbing ke-1 dan ke-2, (5) teks: tahun, titik dua, tahun lulus, (6) isi abtrak, diketik dengan spasi tunggal (satu spasi) dan panjangnya tidak lebih dari dua halaman. Nomor 2 sampai dengan 6 diketik dengan huruf kecil, kecuali pada huruf-huruf pertama.
Tahap Persiapan dan Tahap Pelaksanaan penelitian
Pada bagian ini dilaporkan urut-urutan kegiatan yang telah dilaksanakan beserta waktunya mulai studi pendahuluan, penyerahan judul penelitian, penyusunan instrumen penelitian, pengumpulan data, analisis data dan penyusunan laporan penelitian.
Penyajian Data
Pada penyajian data diuraikan hasil penelitian tiap-tiap variabel yang telah diolah dengan teknik statistik, seperti distribusi frekuensi yang disertai dengan grafik yang berupa histogram, nilai rerata, simpangan baku, atau yang lain. Setiap vriabel dilaporkan dalam sub bab tersendiri dengan merujuk pada rumusan masalah atau tujuan penelitian.
Temuan penelitian yang sudah disajikan dalam bentuk angka-angka statistik, tabel, atau grafik tidak dengan sendirinya bersifat komunikatif. Penjelasan tentang hal tersebut masih diperlukan. Akan tetapi, pembahasan pada tahap ini dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual, tidak mencakup pendapat pribadi (interpretasi) peneliti.
Penguji Hipotesis
Bagian ini menguraikan hasil pengujian hipotesis, apabila penelitiannya berhipotesis. Rumusan hipotesis penelitian yang telah disebut secara khusus sebelumnya dapat dikemukakan kembali pada bagian ini, dan diikuti penjelasan atas hasil pengujian tersebut secara ringkas dan padat. Penjelasan tentang hasil pengujian hipotesis terbatas pada interpretasi atas angka statistik yang diperoleh dari perhitungan statistik.
Pembahasan
Bagian ini berisi pembahasan atas temuan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya. Tujuan pembahasan adalah; (1) menjawab masalah penelitian, atau menjelaskan bagaimana tujuan penelitian dicapai, (2) menafsirkan temuan-temuan penelitian, (3) mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan, (4) memodifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru, dan (5) menjelaskan implikasi-implikasi lain dari hasil penelitian, termasuk keterbatasan temuan-temuan penelitian.
Dalam upaya menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian harus disimpulkan secara eksplisit hasil-hasil yang diperoleh. Sementara itu, penafsiran terhadap temuan penelitian dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-teori yang ada.
Pengintegrasian temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada dilakukan dengan jelan menjelaskan temuan-temuan penelitian dalam konteks khasanah ilmu yang lebih luas. Hal ini dilakukan dengan membandingkan temuan-temuan penelitian yang diperoleh dengan teori dan temuan empiris lain yang relevan.
Pembahasan hasil penelitian juga bertujuan untuk menjelaskan perihal modifikasi teori atau menyusun teori baru.hal ini penting jika penelitian yang dilakukan bermaksud menelaah teori. Jika teori yang dikaji ditolak sebagian hendaknya dijelaskan bagaimana modifikasinya, dan penolakan terhadap seluruh teori harus disertai dengan rumusan teori baru.
Kesimpulan
Isi kesimpulan terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan kata lain, kesimpulan penelitian terikat secara substantif dengan temuan-temuan penelitian yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kesimpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan, namun yang benar-benar relevan dan mampu memperkaya temuan penelitian yang diperoleh.
Saran
Saran yang diajukan hendaknya bersumber pada temuan penelitian, pembahasan, dan kesimpulan hasil penelitian. Saran hendaknya tidak keluar dari batas-batas lingkup dan implikasi penelitian. Saran hendaknya dirumuskan secara rinci dan operasional, sehingga apabila orang lain hendak melaksanakan saran itu, ia tidak mengalami kesulitan dalam menafsirkan atau melaksanakannya.
Riwayat Hidup
Riwayat hidup penulis skripsi hendaknya disajikan secara naratif dan menggunakan sudut pandang orang ketiga (bukan menggunakan kata saya atau kami). Hal-hal yang perlu dimuat dalam riwayat hidup adalah nama lengkap penulis, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan, pengalaman berorganisasi yang relevan, dan informasi tentang prestasi yang pernah diraih selama belajar di perguruan tinggi ataupun pada waktu-waktu di bangku sekolah dasar dan menengah. Yang sudah berkeluarga dapat mencantumkan nama suami/ istri dan putra-putrinya. Riwayat hidup diketik dengan spasi tunggal (satu spasi). (contoh dapat dilihat di lampiran).
B. Sistematika Penyusunan Skripsi dengan pendekatan Kualitatif
Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang menempatkan pandangan peneliti terhadap sesuatu yang diteliti secara subjektif, dalam arti peneliti sangat menghrgai dan memperhatikan pandangan subjektif setiap subjek yang ditelitinya. Pendekatan kualitatif selalu berusaha memahami pemaknaan individu (subjective meaning) dari yang ditelitinya. Karena itu, peneliti melakukan interaksi atau komunikasi yang intensif dengan pihak yang diteliti, termasuk di dalamnya peneliti harus mampu memahami dan mengembangkan kategori-kategori, pola-pola dan analisis terhadap proses-proses sosial yang terjadi di tengah masyarakat yang diteliti.
Dalam pendekatan kualitatif biasanya peneliti berangkat dari data, dan menggunakan teori sebagai penjelas, serta berakhir pada konstruksi teori baru yang dikemukakan oleh peneliti setelah menganalisis dan menyimpulkan data, apakah temuan penelitian memperkuat atau mematahkan teori ataupun hasil penelitian sebelumnya, atau justru penelliti menemukan teori baru.
Ciri-ciri penelitian kualitatif antara lain cenderung bersifat deskriptif, biasanya menggunakan analisis dengan pendekatan induktif-konseptual, proses pemaknaan lebih menonjolkan penafsiran subjek penelitian (perspektif subjek), laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam.
Adapun kerangka dan sistematika organisasi penyusunan skripsi dengan pendekatan kualitatif terdiri dari tiga bagian, yaitu : Bagian Awal, Bagian Inti, dan Bagian akhir.
Rinciannya sebagai berikut :
Bagian Awal
Halaman Sampul
Halaman Judul
Halaman Persetujuan
Halaman Pengesahan
Halaman Pernyataan
Halaman Motto (jika ada)
Halaman Persembahan (jika ada)
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel (jika ada)
Daftar Gambar (jika ada)
Daftar Lampiran
Abstrak
Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
B. Fokus Penelitian
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
E. Alasan Pemilihan Judul
F. Batasan Istilah dalam Judul
G. Sistematika Pembahasan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Sub bab
B. Sub bab
C. Sub bab (sesuai kebutuhan)
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan jenis Penelitian
B. Kehadiran Peneliti
C. Lokasi Penelitian
D. Sumber Data
E. Prosedur Pengumpulan Data
F. Analisis Data
G. Pengecekan Keabsahan Temuan
H. Tahap-tahap Penelitian
BAB IV LAPORAN PENELITIAN
A. Paparan Data dan Temuan Penelitian
B. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Bagian Akhir
Dftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
Riwayat Hidup
Butir-butir di atas diuraikan berikut, terutama yang belum dijelaskan pada uraian sebelumnya.
Paparan Data
Paparan data memuat uraian tentang data yang diperoleh di lapangan. Uraiannya disesuaikan dengan pernyataan-pernyataan penelitian yang diajukan sebelumnya. Paparan data tersebut diperoleh dari pengamatan (apa yang terjadi) dan/atau hasil wawancara (apa yang dikatakan) serta deskripsi informasi lainnya (misalnya yang berasal dari dokumen, foto, rekaman video, dan hasil pengukuran). Berikut ini contoh paparan data yang memuat informasi yang berasal dari pengamatan dan wawancara.
Contoh paparan data dari Wawancara :
Menurut KH. Burhanuddin, Pengasuh Pondok Pesantren ”Al-Muttaqien” Desa Dempo Barat yang mengatakan sebagai berikut :
”kalau mendapat pelayanan di Puskesmas lebih baik minta untuk dirawat di rumah saja. Mending kalau dirawat di rumah masih bisa bertemu dengan keluarga, famili, dan tetangga yang lain. Kalau di Puskesmas terasa sepi, lagi pula tidak boleh sejenaknya. Tapi kalau di rumah sendiri selain tidak merepotkan pada keluarga juga bisa minta masakan atau makanan yang disukai saat itu juga. Jadi ketimbang dirawat di Puskesmas lebih baik di rumah, kalau perlu manggil saja dokter atau perawat”. (Hasil wawancara, tanggal 25 Maret 2005 di Desa Palengaan Laok).
Contoh Paparan data dari Pengamatan :
”Pada waktu memberikan pelayanan di Puskesmas itu petugasnya sopan dan ramah. Setiap orang yang berobat itu dilayani dengan baik”. (Hasil Observasi tanggal 28 Maret 2005 di Desa Sana Daja Kecamatan pasean).
Temuan Penelitian
Hasil analisis data yang merupakan temuan penelitian disajikan dalam bentuk, pola, tema, kecenderungan dan motif yang muncul dari data. Di samping itu, temuan penellitian dapat berupa penyajian kategori, sistem klasifikasi, dan tipologi.
Pembahasan
Bagian ini memuat gagasan peneliti, keterkaitan antara pola-pola, kategori-kategori dan dimensi-dimensi, posisi temuan terhadap teori-teori dan temuan-temuan sebelumnya, serta penafsiran dan temuan yang diungkap dari lapangan.
C. Sistematika Penyusunan skripsi Kajian Pustaka dengan Pendekatan Kualitatif
Penelitian kajian pustaka merupakan penampilan argumentasi penalaran keilmuan yang memaparkan hasil kajian pustaka dan hasil olah pikir peneliti mengenai suatu masalah/ topik kajian. Dalam penelitian jenis ini berisi satu topik yang membuat beberapa gagasan dan/ atau proposisi yang berkaitan yang harus didukung oleh data yang diperoleh dari sumber pustaka.
Sumber pustaka untuk bahan kajian dapat berupa jurnal penelitian, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar, diskusi ilmiah, atau terbitan-terbitan resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain.
Bahan-bahan pustaka harus dibahas secara kritis dan mendalam dalam rangka mendukung gagasan dan/ atau proposisi untuk menghasilkan kesimpulan dan saran.
Adapun kerangka dan sistematika organisasi penyusunan skripsi kajian pustaka dengan pendekatan kualitatif terdiri dari tiga bagian, yaitu : Bagian Awal, Bagian Inti, dan bagian Akhir.
Rinciannya sebagai berikut :
Bagian Awal
Halaman Sampul
Halaman Judul
Halaman Persetujuan
Halaman Pengesahan
Halaman Pernyataan
Halaman Motto (jika ada)
Halaman Persembahan (jika ada)
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel (jika ada)
Daftar Gambar (jika ada)
Daftar Lampiran
Abstrak
Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Kajian
D. Kegunaan Kajian
E. Alasan Pemilihan Judul
F. Metode Kajian
G. Batasan Istilah Dalam Judul
H. Sistematika Pembahasan
Bab II dan bab-bab selanjutnya masing-masing berisi gagasan pokok diteruskan dengan kajian mendalam dan diakhiri dengan materi yang dibahas. Bab inti dari skripsi diakhiri dengan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
Bagian Akhir
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
· Riwayat Hidup [].
BAB VI
TEKNIK PENULISAN
A. Jenis Kertas, Jarak Pengetikan dan Warna Kulit Luar
Spasi 3 digunakan untuk mengetik jarak antara akhir teks dengan sub judul, antara tabel atau gambar dengan teks sebelum atau sesudahnya.
Spasi 4 digunakan untuk mengetik awal teks dari akhir judul bab. Judul bab diketik turun 4 spasi dari garis tepi atas bidang ketikan.
D. Paragraf dan Penomoran
Awal pragraf dimulai 1,2 cm dari tepi kiri bidang pengetikan, atau dimulai pada ketukan ke tujuh. Bagian awal skripsi diberi nomor halaman angka romawi kecil (i, ii, iii, iv, dst) di tengah bagian bawah, sedangkan nomor halaman pada bagian inti dan bagian penutup menggunakan angka arab (1,2,3,4,dst) di kanan atas, kecuali nomor halaman bab baru yang ditulis di tengah bagian bawah halaman. Nomor halaman untuk lampiran ditulis dengan menggunakan angka arab, di sudut kanan atas, melanjutkan nomor halaman sebelumnya.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan karya ilmiah, khususnya skripsi, cukup bervariasi. Variasi tersebut terlihat dalam format penyusunan bab dan sub bab sesuai peringkatnya. Uraian berikut merupakan salah satu variasi sistematika penulisan yang bisa digunakan.
Peringkat 1 (judul bab) ditulis dengan huruf besar semua; dicetak tebal (Bold), dan diletakkan di tengah (center).
Peringkat 2 (Judul Sub Bab) ditunjukkan dengan urutan huruf besar (A,B,C,D,dst), memakai titik, ditulis dengan huruf besar kecil, dan dicetak tebal (Bold)
Peringkat 3 ditunjukkan dengan urutan angka (1,2,3,4,dst), memakai titik, ditulis dengan huruf besar kecil, dan dicetak tebal (Bold)
Peringkat 4 ditunjukkan dengan urutan huruf kecil (a,b,c,d,dst), memakai titik, ditulis dengan huruf besar kecil, dan dicetak tebal (Bold)
Peringkat 5 ditunjukkan dengan urutan angka (1,2,3,4,dst), memakai kurung tutup tanpa titik, ditulis dengan huruf besar kecil, dan dicetak tebal (Bold)
F. Penyajian Tabel
Penggunaan tabel dapat dipandang sebagai salah satu cara yang sistematis untuk menyajikan data dalam kolom-kolom dan lajur, sesuai dengan klasifikasi masalah. Tabel yang baik harus dapat menyampaikan ide, dan hubungan-hubungannya secara efektif. Tabel harus diberi identitas (berupa nomor, dan nama tabel). Dan ditempatkan di atas tabel. Jika tabel lebih dari satu halaman, maka bagian kepala tabel (termasuk teksnya) harus diulang pada halaman selanjutnya. Akhir pada tabel pada halaman pertama tidak perlu diberi garis horizontal. Pada halaman berikutnya, ditulis lanjutan tabel... pada tepi kiri, 3 spasi dari garis horizontal teratas tabel. Hanya huruf pertama kata tabel ditulis dengan menggunakan huruf besar. Kata ”tabel” ditulis dipinggir diikuti dengan nomor, dan judul tabel. Judul tabel ini ditulis dengan huruf besar pertama setiap kata kecuali kata hubung. Jika judul tabel lebih dari satu spasi, baris kedua dan seterusnya ditulis sejajar dengan huruf awal judul dengan jarak 1 spasi. Judul tabel tanpa diakhiri tanda titik. Berilah tanda spasi antara teks sebelum tabel dan teks setelah tabel. Nomor tabel ditulis dengan angka arab sebagai identitas tabel. Garis yang paling atas dari tabel diletakkan dua spasi di bawah nama tabel.
Tabel yang dikutip dari sumber lain wajib diberi keterangan mengenai nama akhir penulis, tahun publikasi, dan nomor halaman tabel asli di bawah tabel dengan jarak 3 spasi dari garis horizontal terbawah, mulai dari tepi kiri. Jika diperlukan catatan untuk menjelaskan butir-butir tertebntu yang terdapat dalam tabel, gunakan simbol-simbol tertentu dan tulis dalam bentuk superscript. Catatan kaki untuk tabel ditempatkan di bawah tabel, dua spasi di bawah sumber bukan pada bagian bawah halaman.
G. Penyajian Gambar
Istilah gambar mengacu pada foto, grafik, chart, peta, sket, diagram, bagan dan gambar lainnya. Gambar dapat menyajikan data dalam bentuk-bentuk visual yang dapat dengan mudah dipahami.
Beberapa pedoman penggunaan gambar dapat dikemukakan seperti berikut :
1. Judul gambar ditempatkan di bawah gambar bukan di atasnya.
Cara penulisan judul gambar sama dengan penulisan judul tabel.
2. Gambar harus sederhana untuk dapat menyampaikan ide dengan jelas dan dapat dipahami tanpa harus disertai penjelasan eksternal.
3. Gambar Harus digunakan dengan hemat. Terlalu banyak gambar dapat mengurangi nilai penyajian data.
4. Gambar yang memakan tempat lebih dari setengah halaman harus ditempatkan pada halaman tersendiri.
5. Penyebutan adanya gambar seharusnya mendahului gambar
6. Gambar diacu dengan menggunakan angka, bukan dengan menggunakan gambar di atas atau gambar di bawah.
7. Gambar dinomori dengan menggunakan angka Arab seperti pada penomoran tabel.
H. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Tepi kanan teks tidak harus rata, oleh karena itu kata pada akhir baris tidak harus dipotong jika terpaksa harus dipotong, tiada hubungannya ditulis setelah huruf akhir, tanpa disisipi spasi, bukan diletakkan di bawahnya.
2. Tempatkan nomor halaman di pojok kanan atas pada setiap halaman, kecuali halaman pertama setiap bab dan halaman bagian awal. Nomor halaman awal bab dan bagian awal ditulis di tengah bagian bawah halaman.
3. Semua nama penulis dalam daftar pustaka harus ditulis, walaupun penulis yang sama memiliki beberapa karya yang dijadikan acuan dalam teks.
4. Nama awal dan nama tengah dapat ditulis secara lengkap atau disingkat asal dilakukan secara konsisten dalam satu daftar rujukan.
5. Daftar pustaka hanya berisi sumber yang digunakan sebagai acuan dalam teks, dan semua sumber yang dikutip (secara langsung ataupun tidak langsung).
I. Hal-hal yang tidak boleh dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Tidak boleh ada bagian yang kosong pada halaman, kecuali jika halaman tersebut merupakan akhir suatu bab.
2. Tidak boleh memberi tanda apapun sebagai sebagai tanda berakhirnya suatu bab.
3. Tidak boleh menempatkan judul sub bab dan identitas tabel pada akhir halaman (kaki halaman).
4. Tidak boleh menambahkan spasi antar kata dalam suatu baris yang bertujuan meratakan tepi kanan. []
BAB VII
KUTIPAN, RUJUKAN,DAN
DAFTAR PUSTAKA
A. Kutipan
Kutipan adalah penggunaan sumber dalam suatu tulisan, terdiri atas kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Sedangkan kutipan tidak langsung atau disebut parafrase adalah kutipan yang berupa isi pokok pikiran dari sumber rukuan yang ditulis dengan bahasa pengutip.
1. Kutipan Langsung
Kutipan langsung berupa teks asli dari sumber rujukan tanpa ada perubahan. Untuk memastikan keakuratan terjemahan dengan teks asli, kutipan langsung dari sumber rujukan yang tidak berbahasa Indonesia perlu ditulis teks aslinya, misalnya : teks al-Quran, Hadits, atau teknik dokumentatif. Dan kemudian teks-teks itu diterjemahkan dan diletakkan di bawahnya. Khusus untuk teks al –quran maka terjemahannya diambilkan dari al-quran terjemah dari Departemen agama. Berdasarkan sumbernya kutipan langsung yang terdiri dari atas satu sampai dengan empat baris ditulis dengan cara :
a. Diapit tanda petik ganda
b. Jarak antar baris dua spasi, dan
c. Disatupadukan dalam teks.
Contoh :
Menurut Al-Ghazali, ”Arti asli maslahat ialah menarik manfaat atau menolak mudharat”.
Sedangkan kutipan langsung yang lebih dari empat baris. Ditulis dengan cara :
a. Tidak diapit tanda petik ganda
b. Jarak baris satu spasi
c. Disajikan terpisah dari teks yang mendahului dengan jarak dua spasi dengan ukuran huruf 12.
d. Dimulai pada ketukan kelima terhitung dari tepi teks kutipan.
Contoh :
Menurut Al-Suyuti (salah satu pemikir terkemuka mazhab Al-Syafi’i) dalam komentarnya yang agak provokatif mengatakan bahwa :
Tidak seorang pun yang berhak menutup pintu ijtihad dan mujtahid harus ada pda setiap jaman. Dengan mengikuti pandangan Al-Syafi’i, ia mengemukakan bahwa Al-Syafi’i mencela perbuatan taklid karena taklid dianggap mempunyai akses-akses pada penundaan terhadap satu kewajiban yakni ijtihad. Untuk itu, diperlukan adanya usaha berkelanjutan untuk melakukan ijtihad. Dan dengan demikian kevakuman mujtahid pada tiap jaman dapat dapat dihindari.
2. Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung atau disebut parafrase adalah kutipan yang berupa isi pokok pikiran dari sumber rujukan yang ditulis dengan bahasa pengutip. Jika sumber kutipan ditulis dalam bahasa asing (Arab, Inggris, atau bahasa asing yang lain) kutipan tidak langsung dapat ditulis dengan Bahasa Indonesia. Kutipan semacam ini ditulis dengan cara :
1. Diintegrasikan dalam teks tanpa diapit tanpa petik
2. Jarak spasi ganda sehingga tampak seolah-olah bukan kutipan.
Contoh :
Berbahasa dan bernalar merupakan dua aktivitas yang tidak dapat dipisahkan. Berkenaan dengan itu, ketika seseorang berbahasa, ia sesungguhnya sedang mengaktualisasikan hasil proses bernalar. Oleh karena itu, ketidakjelasan pesan yang disampaikan seseorang melalui bahasa dapat disebabkan oleh ketidakteraturan proses penalaran.
Dengan demikian, pemberdayaan potensi dasar seseorang perlu diarahkan kepada ........
Dalam bentuk-bentuk kutipan di atas, pada akhir kutipan ditandai dengan angka Arab sebagai nomor kutipan yang diketik naik setengah spasi dan tanpa diakhiri dengan tanda titik atau kurung tutup.
B. Rujukan
Secara teoritis, teknik penulisan rujukan ada tiga, yaitu : footnote (catatan kaki), endnote (catatan akhir) dan innote (catatan tengah). STAI Miftahul Ulum (STAI-MU) Pamekasan menggunakan footnote sebagai pedoman penulisan skripsi.
Footnote atau catatan kaki merupakan cara menandai identitas sumber rujukan, sekaligus merupakan salah satu bukti bahwa penulis benar-benar memiliki sifat amanah. Bentuk penandaan ini digunakan agar pembaca dpat mengetahui identitas sumber rujukan secara langsung pada halaman tempat kutipan berada. Prinsip-prinsip penulisan footnote adalah sebagai berikut :
1. Dipisahkan dari teks sebelumnya dengan jarak dua spasi dengan menggunakan garis sepanjang 15 spasi dari margin kiri.
2. Antar catatan kaki dalam suatu halaman, serta antara catatan kaki pertama dengan garis pemisah berjarak satu spasi.
3. Penomoran dengan angka Arab, dimulai dari margin kiri pada ketukan ketujuh (tujuh karakter). Bagian selanjutnya ditulis sejajar dengan margin kiri.
4. Penomoran footnote dimulai dan diurutkan per bab. Artinya setiap berganti bab, footnote selalu dimulai dengan nomor satu.
5. Penempatan footnote tidak boleh melampaui margin bawah. Jadi, tulisan footnote paling akhir pada suatu halaman berjarak tiga sentimeter (3 cm) dari sisi kertas terbawah.
6. Nama pengarang ditulis sesuai dengan aslinya (tidak mendahulukan nama belakang). Segenap gelar akademik yang berada di depan dan/ atau belakang nama seseorang tidak dicantumkan dalam footnote.
Contoh :
2 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an (Bandung: Mizan 1998), hal. 97
3 Ahmad Hanafi, Pengantar teologi Islam (Jakarta : Pustaka Al-Husna, 1999), hal. 142
Penataan unsur-unsur footnote dalam naskah dipengaruhi oleh sumber pustaka yang dijadikan bahan rujukan serta frekuensi penggunaannya. Dalam panduan ini dicantumkan 18 pola penataan unsur footnote yaitu sebagai berikut :
1. Footnote dengan sumber buku teks yang pertama digunakan (nomor 1) ditata dalam urutan: nama penulis (ditulis sesuai aslinya tanpa mendahulukan nama akhir), tanda koma, judul buku (ditulis dalam cetakan miring (Italic), kurung buka, tempat kota terbit, titik dua, nama penerbit, tanda koma, tahun penerbitan, kurung tutup, tanda koma, nomor halaman, dan tanda titik.
Contoh :
3 Komaruddin Hidayat, Memahami Bahasa Agama, Sebuah Kajian Hermeneutik (Jakarta: Paramadina, 1996), hal. 215.
2. Jika kutipan kedua langsung mengikuti kutipan pertama, unsur footnote yang ditulis berupa kata Ibid (singkatan dari ibidem) dalam bentuk cetakan miring (Italic), tanda titik, tanda koma, langsung nomor halaman sumber kutipan bila kutipan kedua berbeda dengan nomor halaman kutipan pertama.
Contoh :
4 Komaruddin Hidayat, Memahami Bahasa Agama, sebuah Kajian Hermeneutik (Jakarta:Paramadina, 1996) hal.215
5 Ibid, hal. 32
6 Ibid.
3. Jika kutipan sudah diselingi sumber lain, unsur footnote yang dicantumkan adalah nama akhir penulis, tanda koma, kata awal judul buku, tanda titik tiga, tanda koma, nomor halaman, dan tanda titik.
Contoh :
7 Winarno Surahmad, Pengantar Penelitian Ilmiah (Bandung: Tarsito, 1989), hal. 139-140.
8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hal. 202.
9 Surahmad, Pengantar Penelitian..., hal.145.
4. Jika seorang pengarang memiliki dua karya tulis atau lebih dan disebutkan untuk pertama secara berurutan dalam nomor footnote, nama penulis urutan kedua diganti dengan kata idem. Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan kata idem dengan kata atau angka yang mengakhiri footnote sebelumnya.
Contoh :
10 Hasbi Ash Shiddiegy, Pedoman Shalat (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), hal. 12; idem, Rahasia-Rahasia Shalat (Bandung: Karisma, 1984), hal.89.
5. Jika sebuah sumber kutipan berasal dari buku yang ditulis oleh pengarang arab klasik dan pertengahan dan pengarang tersebut dikenal pembaca melalui satu nama, meskipun sebenarnya memiliki nama-nama lebih dari satu maka unsur nama footnote yang ditulis berupa nama yang terkenal saja.
Contoh:
11 Al-Gazali, ihya ulum al-Din (Damaskus: Dar al-Fikr, 1980), hal. 98.
6. Berbeda dengan di atas, jika secara kebetulan nama pengarang satu sama dengan nama pengarang lain yang buku atau artikelnya digunakan sebagai sumber kutipan, nama diri (proper name) perlu disebutkan dalam footnote.
Contoh:
12 Abu Hamid Muhammad b. Muhammad al-Gazali, al-Mankhul min ta’liqat al-Unsur (Damaskus: Dar al-Fikr, 1980), hal 132.
13 Muhammad Al-Ghazali, Al-Sunnah Al-Nabawaiyah Bayna Ahl-Fiqh wa Ahl Al-Hadits (Kairo: Dara I-Shuruq, 1990), hal. 78.
7. Jika sumber kutipan berasal dari Al-Qur’an, unsur footnote yang ditulis berupa kata Al-Quran tanpa dicetak miring, tanda koma, nomor surat, titik dua, nomor ayat, dan tanda titik (nomor surat dan nomor ayat menggunakan angka Arab, bukan angka Romawi). Jika dalam satu nomor footnote terdapat dua atau lebih kutipan al-Qur’an, unsur footnote yang ditulis sama dengan kutipan pertama tanpa menyebutkan kata al-Qur’an lagi. Di antara kedua footnote itudicantumkan tanda titik koma sebagai pemisah. Footnote untuk kutipan selanjutnya ditulis kata Ibid, tanda titik. Jika sudah diselingi sumber lain, kata ”Al-Qur’an” ditulis kembali seperti awal.
Contoh :
14 Al-Quran, 2:34;12:4
15 Surahmad, Pengantar Penelitian . . ., hal. 145
17Al-Quran, 12:13
8. Kutipan Hadits Nabi harus diambil dari sumber aslinya, misalnya Sahih Bukhari, Muslim, atau kitab-kitab yang lain.
9. Kutipan atas kutipan, footnote ditulis sumber pertama dan sumber kedua yang dipisahkan tanda titik-koma. Misalnya, menggunakan karya al-Nawawi (sumber pertama) melalui atau bersumber buku Muhammad Kabul (sumber kedua).
Contoh :
18 Al-Nawawi, Al-Majmu’, Sharh Al-Muhadhdhab, vol.5 (t.t: al-Maktabah al-Salafiyah, 1950), hal. 34; Muhammad kabul, Riwayat Kesabaran sahabat (Surabaya: Bina Ilmu, 1985), hal.16.
10. Jika sebuah sumber kutipan dari buku terjemahan dari bahasa asing, penulisan unsur catatan kaki sesuai dengan teknik penulisan catatan kaki sebagaimana umumnya, namun judul buku ditulis sesuai hasil terjemahannya, buku judul aslinya. Setelah itu, tanda koma, kata”ter” (singkatan terjemahan) yang diakhir tanda titik dan diikuti nama penerjemahannya dalam urutan nama asli.
Contoh :
19 C. Snouk Hurgronje, Islam di Hindia Belanda, ter. S. Gunawan (Jakarta: Batara Aksara, 1983), hal. 45.
11. Jika kutipan berasal dari artikel dalam sebuah buku, unsur catatan kaki yang ditulis berupa nama pengarang sesuai dengan urutan aslinya, tanda koma, tanda kutip buka, judul artikel tanpa cetakan miring dan garis bawah, tanda kutip tutup, tanda koma, judul buku yang ditulis miring atau digaris bawahi perkata, tanda koma, kata ”ed” yang berarti ”editor”, nama editor dalam urutan sesuai dengan aslinya tanda kurung buka, tempat penerbit, titiki dua, nama penerbit, tanda koma, tahun penerbitan, tanda kurung tutup, tanda koma, nomor halaman tanpa didahului halaman, tutup, tanda koma, nomor halaman tanpa didahului halaman dan tanda titik.
Contoh :
20 Abdul Subhan, ”Social and Religious Reform Move Ments in the 19th century Among the Muslims” dalam Social and Religious Movement, ed. S.P. Sen (Calcuta: Institut of historical Studies, 1979), hal. 485.
12. Jika kutipan dari artikel sebuah jurnal, unsur catatan kaki yang dicantumkan berupa nama pengarang sesuai dengan susunan aslinya, tanda koma, tanda kutip buka, judul artikel tanpa cetakan miring dan tanpa garis bawah, tanda kutip tutup, tanda koma, nama jurnal yang dicetak miring atau digaris bawahi, tanda koma,nomor jurnal dalam bentuk angka Arab, kurung buka, bulan, dan tahun penerbitan, kurung tutup, tanda koma, nomor halaman dan tanda titik.
Contoh :
21 George Maksidi, ”The Handall Scool and Sufisme”, Humaniora Islamica, 2 (Januari 1974), hal. 61
13. Jika sumber kutipan dari Encyclopedia, unsur catatan kaki berupa nama penulis Entry, tanda kutip tutup, tanda koma, tanda kutip buka, judul Entry, tanda kutip tutup, tanda koma, nama Enc-clopedia, Vol. ”volume”, tanda titik, ed. ”editor”, tanda koma, et.al. (jika diperlukan), kurung buka, tempat terbit, titik dua, nama penerbit, tanda koma, tahun penerbitan, tanda kurung tutup, tanda koma, nomor halaman, dan tanda titik.
Contoh :
22 A.J. Wensink, : Kurf”, The Encyclopedia of Islam, Vol. 7, ed. M. Th. Houtsma, et.Al. (Leiden:E.J. Brill, 1987), hal. 234.
14. Jika sebuah buku ditulis, di edit atau diterjemahkan oleh dua orang, maka dua nama tersebut harus disebutkan. Akan tetapi, jika penerjemah terdiri atas lebih dari tiga orang, maka nama yang disebutkan adalah pengarang pertma yang diikuti dengan et.al., pengganti nama-nama lain yang tidak disebutkan.
23 Fazlur Rahman, ”Revival and Reform in Islam”, dalam The Cambridge History of Islam, vol. 2 ed. P.M. Holt et.al, (Cambridge: University Press, 1970), hal. 632-638.
15. Kutipan yang diambil dari skripsi, tesis, dan disertai yang tidak diterbitkan, unsur footnote yang ditulis berupa nama penulis dalam bentuk urutan asli, tanda koma, tanda kutip buka, judul skripsi, tesis, atau disertai tanpa dicetak miring dan, tanda kutip tutup, tanda koma, tanda kurung buka, kata Skripsi, Tesis, atau Disertai, tanda koma, nama perguruan tinggi, tempat perguruan tinggi, tahun penulisan skripsi, tesis, atau disertai, tanda kurung tutup, tanda koma, nomor halaman, dan tanda titik.
23Nurcholis Madjid, ”Ibn Taymyya on Kalam and Falsafah : A Problem of Reason and Revelation in Islam”, (Disertai, Chicago University, 1984), hal. 45.
16. Jika unsur identitas-tempat, nama, tahun penerbitan-tidak ada dalam sebuah buku atau jurnal, maka harus dicantumkan tanda t.t. (tanpa tempat [penerbit]), t.p. (tanpa[nama] penerbit), atau t.t. (tanpa tahun [penerbitan]), Tanda tanya (?) juga dapat dicantumkan bila ada unsur identitas yang diragukan.
24 Al-Nawawi, Al-Majmu’, Sharh Al-Muhadhdhab, vol.5 (t.t.: Al-Maktabah Al-Salafiyah, 1950), hal. 34.
25 H.A.R. Gibb, Modern Trends In Islam (Chicago: t.p., 1947), hal. 67
26 S.D. Gtein, Studies in Islami History and Institutions (Leiden : E.J. Brill, t.t), hal. 34
27 Abd. Chalik, Dinamika Islam (Surabaya: ?, 2001), hal. ?
17. Sebagai catatan, cara penulisan sumber Arab dengan sumber non-Arab sedikit berbeda. Dalam penulisan identitas sumber, misalnya, eksistensi transliterasi Arab-Indonesia harus diterapkan secara tepat sesuai dengan aslinya. Akan tetapi, nama tempat penerbitan disesuaikan dengan nama Indonesia. Khusus buku-buku Arab terbitan lama yang tidak disebutkan nama kota, nama tempat terbit diganti nama negara.
Contoh :
28 Al-Amidi, Al-Ihkam fi Usul Al-Ahkam (Kairo: Muhammad ’Ali Sabi, 1968), hal. 57
18. Footnote yang berasal dari sumber wawancara, cara menulis adalah nama orang yang diwawancarai, koma, kedudukan/ statusnya, koma, kata ”Wawancara” dicetak miring, koma, tempat wawancara, koma, tanggal bulan tahun, titik.
Contoh :
29 Abdul Karim, Kepala Desa Guluk-Guluk, Wawancara, Guluk-Guluk, 25 Januari 2003.
C. Daftar Pustaka
Daftar pustaka dicantumkan sebagai sumber referensi agar pembaca dapat mengetahui keseluruhan sumber rujukan yang dipergunakan dalam penulisan karya ilmiah. Dengan cara itu, pembaca yang ingin menyelidiki dan/ atau mengidentifikasi sumber rujukan aslinya dapat mempergunakan daftar pustaka sebagai referensi langsung. Itulah sebabnya, sumber referensi yang tidak dikutip dalam karangan tidak boleh dicantumkan dalam daftar pustaka.
Penulisan daftar pustaka dimulai dari margin kiri, tidak diberi nomor urut. Bila satu sumber pustaka memerlukan dua-tiga baris, maka baris kedua dan seterusnya dimulai pada ketukan kelima dari margin kiri. Nama penulis disusun berurutan menurut abjad. Gelar akademik seseorang tidak boleh dicantumkan. Masing-masing sumber pustaka ditulis dalam satu spasi. Sedang antar sumber pustaka ditulis dalam jarak dua spasi.
Dalam paduan ini dipergunakan sepuluh contoh sumber rujukan.
1. Rujukan dari buku, dalam daftar pustaka dicantumkan nama pengarang dengan mendahulukan nama akhir, tanda koma, nama depan dan tengah yang diakhiri tanda titik, tahun tahun penerbitan, tanda titik, judul buku termasuk sub judul (jika ada) yang dicetak miring, tempat terbit, titik dua, nama penerbit, tanda titik. Namun jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber diterbitkan oleh orang-orang yang sama dan diterbitkan dalam tahun yang sama maka nama penulisnya hanya dicantumkan pada sumber pertama saja. Sedangkan pada sumber kedua dan seterusnya, nama tersebut diganti dengan tanda hubung ( - ) sebanyak 15 ketukan, kemudian diikuti titik, tahun penerbitan diikuti huruf a, b, c, dan seterusnya. Identitas tahun itu diakhiri tanda titik dan ditata sesuai dengan urutan abjad nama pengarang buku.
Contoh :
Cornet, L. And Weeks, K. 1985a. Planning Career Ladders: Lesson from the States, Atlanta, GA: Career Ladder Clear inghouse.
Cornet, L. And Weeks, K. 1985b. Career Ladder Plans: Trends and Emerging Issues 1985, Atlanta, GA: Career ladder Clearinghouse.
Huda, Syamsul. 2002. Kultus Kiai: Kultus dan Tradisi santri, Surabaya: Elkaf.
Stunk, W., Jr. And White, E.B. 1979. The Elements of Style (3rd ed.), New York: Macmilan.
2. Sejenis dengan cara menulis rujukan dari sumber buku tersebut bentuk ”ed” untuk buku yang ditulis seseorang editor dan ”eds” untuk buku yang ditulis beberapa editor ditempatkan di antara nama dan tahun penerbitan.
Contoh :
Amiruddin (Ed). 1990. Pengembangan penelitian Kuantitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra, malang : HISKI Komisariat Malang dan YA3.
Letheridge, S. And Cannon, C.R. (Eds). 1980. Bilingual Education: Teaching as a Secand Language, new York: Praeger.
3. Kutipan dari artikel dalam jurnal, dalam daftar pustaka ditulis nama pengarang, tahun penerbitan, tanda titik, judul artikel tanpa cetak miring, nama jurnal yang dicetak miring, kecuali kata tugas, tanda koma, jurnal tahun ke beberapa, dan nomor jurnal yang ditempatkan dalam kurung, titik dua dan nomor halaman jurnal.
Contoh :
Loekisno. 2001. Teodisme Islami, al-Afkar, 1 (1) : 33 – 47.
4. Kutipan dari artikel dalam majalah atau koran, dalam daftar pustaka dicantumkan nama pengarang dengan mendahulukan nama akhir, tanda koma, nama depan, dan tengah, tanda titik, judul artikel tanpa dicetak miring, nama majalah atau koran yang dicetak miring, tanda koma, nomor halaman.
Contoh :
Suryadarma, S:V.C. 1990. Prosesor dan Interface: Komunikasi Data. Info Komputer, IV (4): 46-48.
5. Sumber rujukan berupa koran tanpa pengarang, dalam daftar pustaka ditulis nama koran tanpa cetak miring, tahun penerbitan, tanda koma, tanggal dan bulan penerbitan dengan huruf awal kapital, kecuali kata tugas, tanda titik, kata halaman yang disingkat hal, tanda titik, nomor halaman, dan tanda titik.
Contoh :
Jawa Pos, 1985, 22 April. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri, hal. 3
6. Sumber rujukan dari dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh suatu penerbit tanpa pengarang, atau tanpa nama lembaga, dalam daftar pustaka dicantumkan nama dokumen yang ditemaptkan pada bagian awal dicetak miring, dan diakhiri tanda titik, tahun terbit, tanda titik, tempat terbit, tanda titik dua, dan nama penerbit, dan tanda titik.
Contoh :
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan nasional. 1990. Jakarta: PT. Aras Duta Jaya.
7. Sumber rujukan dari lembaga yang ditulis atas nama lembaga tersebut, dalam daftar pustaka dicantumkan nama lembaga, tanda titik, tahun terbit, tanda titik, judul karangan dicetak miring, tanda titik, tempat penerbitan sumber rujukan, tanda titik dua, nama lembaga penerbitan sumber rujukan tersebut.
Contoh :
Pusat pembinaan dan pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
8. Sumber rujukan dari buku terjemahan, dalam daftar pustaka ditulis nama pengarang asli yang ditempatkan pada posisi paling depan, tanda titik, tahun penerbitan karya asli, tanda titik, judul terjemahan, tanda titik, nama penerjemah, tanda titik, tahun penerjemahan, tanda titik, nama tempat penerbitan, tanda titik dua, nama penerbit terjemahan, tanda titik.’
Contoh :
Ari, D. Jacobs, L.C. dan Razavieh, A (t.t), Pengantar penelitian Pendidikan. Ter. Arief Furchan, 1982. Surabaya: Usaha Nasional.
9. Sumber rujukan dari makalah seminar, penataran, atau lokakarya, dalam daftar pustaka dicantumkan nama pengarang, tanda titik, dilanjutkan dengan tahun penyajian (bila ada), tanda titik, judul makalah digaris bawahi, tanda titik, kata-kata Makalah disajikan dalam..., diikuti nama pertemuan, tanda koma, nama kota tempat pertemuan, tanda koma, tanggal dan nama bulan pelaksanaan seminar.
Contoh :
Karim, Z. 1987. Tatakota di negara-negara Berkembang, Makalah disajikan dalam seminar Tatakota, BAPPEDA Jawa Timur, Surabaya, 1-2 September.
10. Sumber rujukan dari skripsi, tesis dan disertai, dalam daftar pustaka dicantumkan nama penulis, tanda titik, tahun yang tercantum pada sampul depan, tanda titik, judul, skripsi, tesis, atau disertai, tanda titik, kata skripsi, atau disertai yang diikuti kata tidak diterbitkan, tanda koma, nama kota tempat perguruan tinggi, nama fakultas, serta nama perguruan tinggi, dan tanda titik.
Contoh :
Simuh. 1983. Mistik Islam Kejawen Raden Ngabehi
Ranggawarsito: Studi terhadap Serat hidayat Jati.
Disertai tidak diterbitkan. Yogyakartai: Program
Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga.
Catatan : sesuai dengan karakteristik nama seseorang, penulisan daftar pustaka harus memperhatikan :
1. Nama utama ditentukan pada nama akhir seseorang, misalnya : Suharsimi Arikunto ditulis Arikunto, Suharsimi diakhiri tanda titik.
2. Initial yang tidak diketahui kepanjangannya ditulis tanpa perubahan, misalnya Mawardi W.R. tetap ditulis Mawardi W.R.
3. Nama Arab biasanya menggunakan nama keluarga belakang misalnya, Abdullah Ibn Mas’ud ditulis Ibn Mas’ud, Abdullah.
4. Nama Arab juga menggunakan nama nisbah di belakang nama aslinya, misalnya Abdullah Ibn Idris Asy-Syafi’iy ditulis asy-Syafi’iy, Abdullah Ibn Idris diakhiri titik.
5. Nama Arab menggunakan nama suku, misalnya Abdullah al-Haddad ditulis al-Haddad, Abdullah diakhiri tanda titik.
Nama keluarga atau nama-nama Inggris ditulis lebih dulu, misalnya : John F. Kennedy ditulis kennedy, Joh F. Diakhiri tanda titik. []
BAB VIII
KUTIPAN, RUJUKAN,DAN
DAFTAR PUSTAKA
A. Penggunaan Bahasa
Penyusunan skripsi hendaknya menggunakan bahasa yang jelas, tepat, formal dan lugas. Kejelasan dan ketepatan isi dapat diwujudkan dengan menggunakan kata dan istilah yang jelas dan tepat, kalimat yang tidak berbelit-belit, dan berstruktur paragraf yang runtut.
Kelugasan dan keformalan gaya bahasa diwujudkan dengan menggunakan kalimat pasif, kata-kata yang tidak emotif, dan tidak berbunga-bunga. Hindarilah penggunaan kata-kata seperti saya atau kami atau kita. Jika terpaksa menyebutkan kegiatan yang dilakukan oleh penulis sendiri, istilah yang dipakai bukan kami atau saya, melainkan penulis atau peneliti. Namun, istilah penulis atau peneliti seyogyanya digunakan sesedikit mungkin.
B. Penulisan Tanda Baca
Penulisan tanda baca, kata, dan huruf mengikuti Pedoman Umum Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan, Pedoman pembentukan Istilah, Kamis (Keputusan Mendikbud, Nomor 0543a/U/487, tanggal 9 September 1987). Berikut ini beberapa kaidah penting yang perlu diperhatikan.
Titik (.), koma (,), titik (J, tanda seru (!), tanda tanya (?), dan tanda persen (%), diketik rapat dengan huruf yang mendahuluinya.
Tidak Baku | Baku |
· Sampel dipilih secara rambang. · Data dianalisis dengan teknik korelasi , Anova dan regresi ganda. · ..... dengan teori ; kemudian ... · ..... sebagai berikut : · Hal itu tidak benar ! · Benarkah hal itu ? · Jumlahnya sekitar 20 % | · Sampel dipilih secara rambang. · Data dianalisis dengan teknik korelasi, Anova dan regresi ganda. · ..... dengan teori; kemudian ... · ..... sebagai berikut: · Hal itu tidak benar! · Benarkah hal itu? · Jumlahnya sekitar 20% |
Tanda kutip (”.....”) dan tanda kurung ( ) diketik rapat dengan huruf dari kata atau frasa yang diapit.
Tidak Baku | Baku |
· Kelima kelompok ” sepadan ” · Tes tersebut dianggap baku ( Standardized ) | · Kelima kelompok ”sepadan” · Tes tersebut dianggap baku (Standardized) |
Tanda hubung (-), tanda pisah (–), garis miring (/) diketik rapat dengan huruf yang mendahului dan mengikutinya.
Tidak Baku | Baku |
· Tidak berbelit - belit · Ini terjadi selama tahun 1942 -1945 . · Semua teknik analisis yang dipakai disini – kuantitatif dan kualitatif – perlu ditinjau. · Dia tidak / belum mengaku. | · Tidak berbelit-belit · Ini terjadi selama tahun 1942-1945 . · Semua teknik analisis yang dipakai disini–kuantitatif dan kualitatif–perlu ditinjau. · Dia tidak/belum mengaku. |
Tanda sama dengan (=), lebih besar (>), lebih kecil (<), tambah (+), kurang (-), kali (x) dan bagi (J diketik dengan spasi satu ketukan sebelum dan sesudahnya.
Tidak Baku | Baku |
· P=0,05 · P>0,01 · P<0,01 · a+b=c · a:b=d | · P = 0,05 · P > 0,01 · P < 0,01 · a + b = c · a : b = d |
Pemenggalan kata pada akhir baris ( - ) disesuaikan dengan suku katanya.
Tidak Baku | Baku |
· Masalah ini perlu diperteg-askan · Tidak dilakukan dengan membabi-buta | · Masalah ini perlu dipertegas-kan · Tidak dilakukan dengan mem- babi-buta |